DPR Sarang Koruptor !!
DPR: Dewan Perwakilan Rakyat atau Dewan Perusak Rakyat?
Di gedung megah yang dibiayai keringat rakyat, para “wakil” rakyat duduk nyaman di kursi empuk sambil tertawa. Sidang sering kosong, kursi dibiarkan hampa — mungkin karena lebih enak tidur di rumah atau plesiran ke luar negeri.
Saat rakyat berteriak menolak kebijakan yang mencekik, DPR pura-pura tuli. Tapi kalau ada RUU yang menguntungkan penguasa dan kroni, tangan mereka bisa serempak terangkat lebih cepat dari bayangan. Seolah-olah tombol voting itu bukan alat demokrasi, tapi remote kontrol milik kepentingan tertentu.
Banyak dari mereka lebih sibuk menjaga proyek, anggaran, dan lobi bisnis daripada menjaga suara rakyat. Ironisnya, rakyat hanya jadi penonton yang harus membayar tiket mahal lewat pajak, sementara DPR berakting di panggung drama politik penuh sandiwara.
Korupsi? Ah, itu sudah seperti “seragam tak resmi” anggota dewan. Dari suap sampai proyek siluman, mereka lihai mencari celah. Yang lebih miris, mereka masih bisa tersenyum di depan kamera, seolah-olah pahlawan, padahal tangan mereka belepotan uang rakyat.
Kalau DPR terus begini, lebih baik ganti namanya: Dewan Pura-pura Rakyat. Karena jelas, rakyat hanya dipakai saat pemilu, setelah itu dibuang seperti sampah.